Sabtu, 10 Maret 2012

PEMILIHAN KATA YANG TEPAT / DIKSI

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Allah karena rahmat, hidayah, taufik dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMILIHAN KATA YANG TEPAT / DIKSI ”. Makalah ini yang penulis susun berguna untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Bahasa Indonesia . Penulis selaku manusia biasa pasti mempunyai kesalahan dan kekurangan, untuk itu apabila ada kesalahan atau kekurangan penulisan atau penyusunan dalam makalah ini, penulis mohon kritik dan saran yang membangun, agar suatu saat nanti dapat menyusun makalah yang lebih baik. Akhirnya, makalah yang berjudul “PEMILIHAN KATA YANG TEPAT / DIKSI” ini semoga menjadi makalah yang bermanfaat bagi semua pihak. Jombang, September 2011 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang mempelajari tentang penulisan dan pembicaraan yang tepat dan benar. Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu,baik secara fonologis maupun morfologis,dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan. Kata – kata itu dapat di tata dalam suatu konstruksi yang lebih besar sesuai dengan kaidah – kaidah sintaksis suatu bahasa. Konstruksi yang demikian akan terlihat dalam proses komunikasi, akan tetapi yang sangat penting dari penataan kata – kata itu ialah pengertian [ sense ] yang tersirat dari penggunaan kata tersebut. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam komunikasi akan dapat saling memahami dan aktivitas komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar. Pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa tiap kata mengungkapkan suatu gagasan atau ide,artinya, kata merupakan media penyalur gagasan, hal ini sejalan dengan uraian Keraf yang menyatakan bahwa semakin banyak kata yang dikusai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasai dan yang sanggup diungkapkannya. [1] 1.2 Rumusan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan diksi dan kalimat efektif ? 2. Apa peranan diksi dalam Penulisan Karya Ilmiah ? 3. Bagaimanakah penggunaan bahasa efektif dalam Karya Ilmiah ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Diksi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [ KBBI ] diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. [ 2 ] Menurut Wiwipidea, Diksi dalam arti aslinya yang pertama merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti yang kedua lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan di pahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, dari pada pemilihan kata dan gaya. [ 3 ] Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang.Bahkan makna kata bisa saja ‘’diubah “ saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai. Didalam karangan ilmiah, kata yang digunakan harus berbentuk formal dan digunakan secara konsisten ( taat asas ). Oleh karena itu,pilihan kata dalam penulisan karangan ilmiah harus baik dan benar, sehingga makna yang diacunya tepat dan jelas. Diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam bahasa lisan dan tulisan. Untuk mendapatkan efek tertentu itu, seseorang yang akan berbicara atau menulis harus memilih kata yang dapat mewakili gagasannya yang tepat. Disamping itu,ia juga memerlukan kemampuan untuk membedakan nuansa – nuansa makna dari gagasan yang disampaikan dan menemukan kata yang sesuai dengan konteks pemakainya. Contoh : 1. Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan kedua kata tersebut kita harus memperhitungkan konteksnya kata pahit dan getir berterima pada konstruksi pengalaman yang pahit dan pengalaman yang getir, tetapi tidak berterima pada konstruksi obat itu getir. 2. Kata meneliti, menyelidiki, dan mendiaknosis secara praktis mengacu kepada aktifitas yang hampir sama, akan tetapi ketiga kata tersebut tidak bisa saling menggantikan. Maksudnya, masing – masing kata memiliki penggunaan yang berbeda sesuai dengan nuansa makna yang dikandungnya. Kata meneliti digunakan untuk menyebut aktifitas yang terencana, sistematis, dan menggunakan metode ilmiah. Hasil dari aktiviras ini dikomunikasikan dalam bentuk tertulis yang disebut dengan laporan penelitian. Kata menyelidiki digunakan untuk menyebut aktivitas yang mengacu kepada upaya- upaya mencari bukti – bukti yang mendukung pernyataan seseorang. Aktivitas ini dilakukan oleh orang – orang yang berwenang menangani kasus hukum, seperti polisi. Produk dari aktivitas ini dikenal dengan hasil penyelidikan. Kata mendiaknosis terkait dengan aktivitas para medis, dokter yang dilakukan atas dasar keluhan pasiennya. Aktivitas itu dilakukan dalam rangka menyimpulkan jenis penyakit yang diderita pasien melalui gejalaa – gejala yang dirasakan pasiennya atau indikator – indikator lain yang terlihat dari fisik pasien. Hasil dari aktivitas ini dikenal dengan diagnosis. 2.2 Peran Diksi dalam Karangan Ilmiah Karangan Ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dengan pembaca. Agar komunikasi itu efektif dan efisien , maka seorang penulis perlu berhati – hati dalam memilih kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian kata yang di gunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya. Dalam memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal – hal yang menjadi syarat dari diksi, syarat – syarat itu ialah; a. Ketepatan Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dan pembaca. b. Kesesuaian Kesesuain diartikan sebagai pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain – lain. Contoh : Kata “ Kamu, “ Anda “, dan “ Saudara”, merupakan kata – kata yang bersinonim, yaitu kata yang digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak. Nilai – nilai sosial menjadikan ketiga kata itu memiliki nuansa yang berbeda. Seperti : Saya sama besar dengan kamu. Saya sama besar dengan anda. Saya sama besar dengan saudara. 2.3 Pengertian Kalimat Efektif Menurut Razak,kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif. Sedangkan menurut Zulfahmi, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Untuk mengungkapkan atau mengkomukasikan gagasan pengarang maka diperlukan kalimat yang baik. Pernyatan diatas mengisyaratkan bahwa kalimat merupakan media yang menampung gagasan pengarang.Dalam formulasi lain, kalimat dapat didefinisikan sebagai wujud dari perasaan, sikap, dan pikiran si pengarang yang akan dikomunikasikan dalam bentuk bahasa tulis. Sehubungan dengan itu, Keraf menegaskan bahwa seorang pengarang perlu mengusai beberapa aspek bahasa,antara lain : a.Kosa kata yang digunakan b.Kaidah – kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif c.Gaya penyampaian d.Penalaran. Penguasaan terhadap keempat aspek tersebutlah yang memungkinkan seorang pengarang mampu menuangkan ide kedalam bentuk kalimat yang dapat mewakili gagasannya dengan tepat dan mampu menarik perhatian pembaca. Kalimat yang seperti itulah yang dapat diklasifikasikan kepada kalimat yang efektif. 2.4 Syarat Kalimat Efektif Kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan memicu kembali gagasan – gagasan pembaca yang identik dengan gagasan pengarang.Disamping itu,kalimat efektif juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan atau karangan. Untuk kepentingan tersebut, pengarang harus mampu memodifikasi kalimat yang digunakannya. Dalam hal ini, Keraf mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu; Kesatuan gagasan, koherensi antar unsurpembentuk kalimat, penekanan,variasi kalimat,paralelisme, dan penalaran. a. Kesatuan Gagasan Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur – unsur yang membangun kalimat dengan memperhatikan ide pokok kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut hanya mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain, kesatuan gagasan sebuah kalimat ditandai dengan keberdaan satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan gagasan dalam kalimat itu dapat dibentuk dengan berbagai cara, meskipun kalimat secara praktis dibangun oleh unsur – unsur fungsional yang disebut sebagai subyek ( S ), prediket ( P ),objek ( O ), pelengkap ( Pel ), dan keterangan ( K ). Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat dibentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan. Kesatuan tunggal terdapat pada kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat saja, yaitu : SP, SPO, SPPel, SPK, SPPelK, atau SPOK. Kesatuan gabungan, kesatuan yang mengandung pertentangan,dan kesatuan pilihan terdekat pada kalimat majemuk, yaitu : Kalimat yang terdiri dari dua pola atau lebih, seperti : SP-SP,SPO-SPPel, SP-SPOK, dan sebagainya. Untuk lebih mengetahui perbedaan antara kesatuan – kesatuan itu, amati contoh – contoh berkut : 1) Sebagai homo loquens, manusia memiliki kemampuan berbahasa. ( kesatuan tunggal ). 2) Suatu hal yang tidak dapat dibantah oleh para ilmuan ialah ilmu sarat dengan nilai – nilai. ( kesatuan tunggal ). 3) Ketika ujian semester berlangsung, semua mahasiswa terpaku pada kertas jawabannya, sedangkan pengawas hilir mudik memperhatikan mahasiswa. ( kesatuan yang mengandung pertentangan ) 4) Hary menerima bingkisan dari ibunya kemaren, dan telah membukanya beberapa jam yang lalu. ( kesatuan gabungan ) 5) Kamu pergi ke kampus atau ikut denganku ke tempat Andre. ( kesatuan pilihan ). b. Koherensi Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu menunjuk hubungan yang erat antara unsur – unsur pembentuk kalimat, yaitu antara subyek – prediket, prediket – obyek, dan keterangan unsur pokok. Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar unsur pembentuk kalimat tidak memiliki koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut akan sanggup mewakili gagasan penulis. Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seseorang sebelum menuangkan gagasannya kedalam sebuah kalimat yang efektif,yaitu : 1) Pola kalimat 2) Penggunaan kata depan dan kata penghubung 3) Penempatan keterangan : oposisi dan aspek 4) Penggunaan kata yang tidak berlebih – lebihan c. Penekanan Bahagian Kalimat Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan unsur yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi kalimat ( unsur yang dipentingkan ), menggunakan repetisi ( pengulangan bentuk yang sama ), menggunakan pertentangan, dan menggunakan pertikel penegasan. Contoh : 1.Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah benda – benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang dan rumah. 2.Yang dimaksud dengan harta bagi alam pikiran Minangkabau ialah benda – benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang dan rumah. ( mengubah posisi kalimat ) d. Variasi Kalimat Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik perhatian pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim atau penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata me – dan di -), dan dengan mengubah posisi kalimat. Dengan demikian, sebuah gagasan sebenarnya dapat di tuangkan dengan aneka ragam kalimat. Contoh : a. Menulis adalah aktivitas yang mengasikkan ( menulis menjadi penekanan, penulis = subjek) b. Menulis, baik dalam koridor normatif maupun kreatif, merupakan aktivitas yang mengasikkan.(menulis dijelaskan dengan frase) c. Meskipun banyak aktivitas lain yang menarik, menulis tetap merupakan aktivitas yang mengasikkan. ( ditulis dalam bentuk kalimat majemuk ) d. Aktivitas yang mengasikkan adalah menulis ( mengubah posisi kalimat ) e. Paralelissme Pararelisme adalah penempatan gagasan – gagasan yang memiliki fungsi dan esensi yang sama dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama. Maksudnya, gagasan – gagasan yang memiliki fungsi dan nilai yang sama ditulis sejajar secara gramatikal. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal – hal yang menjadi syarat dari Diksi, yaitu: a. Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca. b. Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain – lain. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Beberapa syarat Kalimat yang efektif adalah : 1. Kesatuan Gagasan 2. Koherensi 3. Penekanan Bahagian Kalimat 4. Variasi Kalimat 5. Paralelisme DAFTAR PUSTAKA Depdikbud,1994,Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka ). Djajasudarma,T.Fatimah,1999,Penalaran Deduktif – Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia, ( Bandung : Alqaprint Jatinangor ) Keraf, Gorys, 1994, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : Gramedia ) Ramlan, M, dkk., 1994, Bahasa Indonesia yang salah dan yang benar, ( Yogyakarta : Andi Offset ) Razak, Abdul, 1985, Kalimat Efektif : Struktur, Gaya dan Variasi, ( Jakarta : Gramedia ) Triana, Hetti Waluati, 2003, Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah, ( Padang : IAIN IB Press ) Zulfahmi,1999, Alikasi Bahasa Indonesia, ( Padang : IAIN IB Press ) MAKALAH PEMILIHAN KATA YANG TEPAT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pembimbing : Dra.Hj. Sri Ismayawati,M.Pd. Disusun oleh : 1. Fatkhul Qorib 2. Ahmad Amiruddin 3. Ahmad Ma’arif 4. Misbakhul Hadi 5. Misbachul Munir (Kelas I-A) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL – URWATUL WUTSQO TAHUN AJARAN 2011/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar